Selasa, 10 Mei 2011

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT SEBAGAI SUATU SISTEM

Oleh : Mahyuliansyah


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petugas, memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999.


MTBS dalam kegiatan di lapangan khususnya di Puskesmas merupakan suatu sistem yang mempermudah pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan. Tabel di bawah ini dapat dilihat penjelasan MTBS merupakan suatu sistem.

1. Input
Balita sakit datang bersama kelaurga diberikan status pengobatan dan formulir MTBS Tempat dan petugas : Loket, petugas kartu
2. Proses
- Balita sakit dibawakan kartu status dan formulir MTBS.
- Memeriksa berat dan suhu badan.
- Apabila batuk selalu mengitung napas, melihat tarikan dinding dada dan mendengar stridor.
- Apabila diare selalu memeriksa kesadaran balita, mata cekung, memberi minum anak untuk melihat apakah tidak bias minum atau malas dan mencubit kulit perut untuk memeriksa turgor.
- Selalu memerisa status gizi, status imunisasi dan pemberian kapsul VitaminA
Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS)
3. Output
Klasifikasi yang dikonversikan menjadi diagnosa, tindakan berupa pemberian terapi dan konseling berupa nasehat pemberian makan, nasehat kunjungan ulang, nasehat kapan harus kembali segera. Konseling lain misalnya kesehatn lingkungan, imunisasi, Konseling cara perawatan di rumah. Rujukan diperlukan jika keadaan balita sakit membutuhkan rujukan
Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS).
Petugas yang berkaitan dengan upaya konseling yang dilakukan


Pemeriksaan balita sakit ditangani oleh tim yang dipimpin oleh pengelola MTBS yang berfungsi sebagai case manager. Pemilihan case manager oleh pimpinan Puskesmas berdasarkan pertimbangan pernah mengikuti pelatihan dan sanggup untuk mengelola MTBS. Dalam Keseharian pengelola bertanggung jawab kepada coordinator KIA Puskesmas. Case manager bertanggung jawab melakukan pemeriksaan dari penilaian, membuat klasifikasi, mengambil tindakan serta melakukan konseling dengan dipandu buku bagan dan tercatat dalam formulir pemeriksaan.
Case manager bertanggung jawab mengelola kasus balita sakit apabila memerlukan konseling gizi, kesehatan lingkungan, serta imunisasi, petugas dapat meminta petugas yang bersangkutan muntuk memberikan konseling. Sesudah mendapatkan konseling maka dilakukan penulisan resep serta penjelasan agar pengantar mematuhi perintah yang diberikan dalam pengobatan di rumah. Konseling mengenai cara pemberian obat, dosis, lama pemberian, waktu pemberian, cara pemberian dan lain-lain menjadi hal yang rutin dilakukan. Hasil kegiatan pemeriksaan dicatat dalam register kunjungan, kemudian direkap setiap akhir bulan untuk laporan MTBS kepada Dinkes.
Adanya tim sangat mendukung praktik MTBS. Tim yang dipimpin oleh seorang case manager apabila menemukan masalah maka mengkonsulatasikannya kepada koordinator KIA yang selanjutnya dikonsultasikan kepada pimpinan Puskesmas. Dalam hal konseling case manager mendistribusikan tugas pada petugas yang berhubungan dengan masalah konseling yang dilakukan. Kejelasan tugas dalam pembagian kerja menyebabkan penanganan kasus lebih efektif. Selain itu adanya fleksibelitas dalam tim memungkinkan petugas lain juga diharapkan mampu memberikan konseling lain apabila petugas yang bersangkutan tidak ada sehingga praktik MTBS tetap berjalan.
Pemberian konseling menjadi unggulan dan sekaligus pembeda dengan pelayanan balita sakit tanpa melakukan praktik MTBS. Dengan pemberian konseling diharapkan pengantar atau ibu pasien mengerti penyakit yang diderita, cara penanganan di rumah, memperhatikan perkembangan penyakit anaknya sehingga mampu mengenali kapan harus segera membawa anaknya ke petugas kesehatan serta diharapkan memperhatikan tumbuh kembang anak dengan cara memberikan makanan sesuai umurnya. Semua pesan tersebut tercermin dalam Kartu Nasihat Ibu (KNI) yang biasanya diberikan setelah ibu ayau pengantar balita sakit mendapatkan konseling ini untuk menjadi pengingat pesan-pesan yang disampaikan serta pengingat cara perawatan di rumah.
Keterpaduan pelayanan yang dilakukan praktik MTBS menunjukan suatu kerja tim yang kompak dan fleksibel dengan dipandu buku panduan atau formulir MTBS menggambarkan bahwa MTBS merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan.


Daftar Pustaka
1. Depkes RI, (2007) Modul PelatihanMTBS, Jakarta
2. Pratono, Hari. Dkk, (2008) Manajemen Terpadu Balita Sakit, Evaluasi Pelaksanaan MTBS di Puskesmas Tanah Laut.. Available from (Accesed 20 Pebruari 2009)

Jumat, 06 Mei 2011

PELATIHAN COMMUNITY LEAD TOTAL SANITATION (CLTS) BAGI MASYARAKAT DESA DI WILAYAH KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

Add caption
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) sudah mulai dilaksanakan di Kabupaten Semarang, Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan jamban keluarga, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Bukti yang nyata dari hasil program PAMSIMAS adalah meningkatnya akses masyarakat di desa PAMSIMAS terhadap air bersih dan jamban keluarga. Sesuai dengan tugas Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab/bertugas di komponen 2, yaitu Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Hygiene dan Pelayanan Sanitasi, maka Dinas Kesehatan menyelenggarakan Pelatihan CLTS. Tujuan dari Pelatihan ini adalah Meningkatkan pemahaman yang mendalam, motivasi yang kuat dan kreatifitas yang tinggi bagi para peserta sebagai fasilitator dalam pelaksanaan program Pamsimas Komponen B sub komponen Program CLTS untuk merubah prilaku Buang Air Besar ” Tidak Buang Air Besar Sembarang Tempat ”.

Pelatihan ini sangat diperlukan mengingat CLTS (Community Lead Total Sanitation) merupakan suatu program peningkatan pemanfaatan dan pemilikan jamban keluarga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Sasaran dari pelatihan ini adalah masyarakat desa di wilayah Kec. Jambu.  Materi yang disampaikan mengacu pada materi pelatihan CLTS Depkes RI. Materi tersebut meliputi :
  1. Refleksi proyek sanitasi sebelumnya
  2. Pengenalan CLTS dan pengalaman di berbagai negara/daerah
  3. Prinsip-prinsip CLTS
  4. Tiga pilar CLTS dan tingkat partisipasi
  5. Elemen pemicu dan faktor penghambat
  6. Do and Do Not
  7. Alat-alat PRA UTAMA
  8. Langkah-langkah pemicuan
  9. Pengenalan PHAST
  10. Identifikasi penyakit
  11. Alur kontaminasi
  12. Blocking
  13. Strategi promosi kesehatan
  14. Pemilihan media komunikasi efektif
  15. Penyusuna Rencana Tindak Lanjut

    Materi disampaikan melalui pemaparan materi, Focus Group Disccusion (FGD) , Presentasi kelompok, Simulasi / Peragaan, Praktek lapangan. Praktek lapangan dilaksanakan di semua Desa  Kec. Jambu.
    Hasil dari pelatihan ini peserta sebagai fasilitator dibekali metode Participatory Rural Assessement (PRA) dan PHAST meliputi identifikasi penyakit, alur kontaminasi, dan blocking untuk menyadarkan/memberdayakan masyarakat untuk berperilaku buang air besar pada tempatnya. Selain itu, peserta dibekali ilmu untuk memilih dan membuat media komunikasi efektif berupa poster dan leaflet berdasarkan hasil blocking penyakit.

    Berdasarkan hasil praktek lapangan, diketahui sasaran kurang tepat. Hal ini disebabkan masyarakat yang diundang ketika pemicuan sebagian besar sudah memiliki akses terhadap jamban keluarga walaupun jenis cemplung.

Kebiasaan Sehat Agar Hidup Lebih Lama

TEMPO Interaktif, Apakah Anda sadar bahwa kebiasaan-kebiasaan yang Anda lakukan setiap hari berdampak pada lama atau tidaknya Anda hidup? Ternyata tidak perlu kita merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan hidup yang lebih sehat dan lama. Cukup lakukan hal-hal kecil yang sehat dan positif setiap harinya, maka Anda bisa menghirup udara lebih lama. Inilah enam kebiasaan sehat yang membuat Anda hidup lebih lama.
1. Olahraga
Teknologi terkadang membuat kita hidup dengan lebih mudah, tapi tidak membuat kita sehat. Olahraga ternyata membuat hidup Anda lebih lama tiga tahun. Tidak perlu pergi ke gym atau menyewa pelatih pribadi. Olahraga ini bisa dilakukan dimana-mana dan kapan saja.

Misalnya saja kantor Anda dekat rumah, manfaatkan dengan berangkat kerja berjalan kaki. Jika terlalu jauh, gunakan kendaraan umum kemudian berhenti beberepa meter sebelumnya. Lanjutkan dengan berjalan kaki dan nikmati olahraga itu.

Jika kantor Anda bertingkat, jangan gunakan lift, tapi naiklah dengan tangga. Hal-hal sederhana ini bisa membuat Anda hidup sehat dan lebih lama. It's really simple!

2. Sarapan Sehat
Sarapan merupakan kebiasaan sehat yang membantu Anda hidup lebih lama. Dengan selalu sarapan, Anda akan merasa baik secara mental maupun fisik. Klinik Mayo menyarankan kombinasikan sarapan Anda dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan sedikit lemak. Dengan begitu, selain mendapatkan nutrisi yang bervariasi dan sehat, Anda pun tidak bosan dengan menu sarapan yang sama tiap harinya.

3. Cukup Tidur
Kurang tidur mempersingkat hidup Anda. Setidaknya itulah kesimpulan dari sejumlah studi yang dilakukan puluhan tahun belakangan ini. Kurang tidur meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker, jantung, diabetes, dan obesitas.

Selain itu, kurang tidur juga menimbulkan stres. Kita semua tahu stres dan rasa cemas yang berlebihan adalah pembunuh. Maka, hindari begadang. Usahakan tidur dengan pola yang teratur.

4. Sikat Gigi Setiap Hari
Ini memang terkesan tidak masuk akal. Namun kenyataannya, mulut yang tidak bersih dan tidak sehat menyebabkan penyakit gusi jahat seperti gingivitis dan periodontitis. Ini merupakan peradangan yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyebab umum penyakit jantung.

Dr Michael Roizen dalam buku The Real Age Makeover menyebutkan, sikat gigi dan flossing setiap hari menambah 6,4 tahun hidup Anda. Maka itu, rawatlah kesehatan mulut Anda sekarang juga.

5. Tetap Berhubungan dengan Teman
Ada pepatah yang mengatakan teman yang baik lebih murah daripada terapi. Hal itu kini telah terbukti lewat beberapa penelitian. Setidaknya bukan hanya mengenai teman, melainkan segala bentuk hubungan sosial. Bisa itu kelompok olahraga, memasak, maupun keagamaan. Semua kelompok pertemanan ini akan memberikan dukungan yang positif. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari stress yang secara tidak langsung membuat Anda hidup lebih lama.

6. Jaga Keseimbangan Cairan Tubuh
Hampir 70 persen tubuh kita terdiri dari cairan. Jadi bukan hal yang aneh jika air itu sendiri menjadi bagian yang penting bagi kesehatan manusia. Tubuh menggunakan air untuk mengatur suhu tubuh, melindungi persendian dan organ, juga untuk membantu transportasi oksigen ke sel. Solusinya sederhana, hindari tubuh Anda dari dehidrasi. Konsumsi cairan dengan tepat, makan Anda akan lebih sehat.

Kamis, 05 Mei 2011

Sambutan Kepala Puskesmas

Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuhu.

Alhamdulillah telah hadir dihadapan kita semua sebuah blog UPTD Puskesmas Jambu kabupaten Semarang, meski sederhana mudah-mudahan dapat menjadikan wahana dan sarana bagi kita semua untuk berkembang lebih maju, belajar bersama demi terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera. Seiring berkembangnya jaman dankemajuan teknologi, sudah selayaknyalah Puskesmas sebagai sebuah institusi pemerintah dapat berperan demi kemajuan pembangunan kesehatan terutama di kab. Semarang lebih khusus lagi masyarakat Jambu, dan hadirlah Blog ini untuk menjawab tantangan itu.
Semoga bermanfaat bagi kita semua, sehat sejahteralah masyarakat Indonesia, majulah bangsaku.

Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuhu.

Dr. Ade Nurmaya, MM